Jumat, 31 Januari 2014

MAKALAH PENGARUH EKOLOGI INDUSTRI DENGAN INDUSTRI PERTAMBANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

      Pada dasarnya tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah untuk menciptakan keseimbangan diantara dimensi pembangunan, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pada bidang industri pertambangan  pastinya sangat berkaitan erat dan atau berpangku tangan agar menjalankan konsep pembangunan berkelanjutan ini. Selanjutnya, proses produksi industri tambang yang  menjalankan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut yakni harus melakukan ekologi industri.
Ekologi Industri adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengelola aliran energi atau material sehingga diperoleh efisiensi yang tinggi dan menghasilkan sedikit polusi. Tujuan utamanya adalah untuk mengorganisasi sistem industri sehingga diperoleh suatu jenis operasi yang ramah lingkungan dan berkesinambungan. Strategi untuk mengimplementasikan konsep ekologi industri ada empat elemen utama yaitu : mengoptimasi penggunaan sumber daya yang ada, membuat suatu siklus material yang tertutup dan meminimalkan emisi, proses dematerialisasi dan pengurangan dan penghilangan ketergantungan pada sumber energi yang tidak terbarukan.
Industri pertambangan yang menjalankan konsep Pembangunan Berkelanjutan harus menjamin adanya pemerataan untuk generasi sekarang dan yang akan datang, berupa pemerataan distribusi sumber lahan, faktor produksi dan ekonomi yang berkeseimbangan yang berupa kesejahteraan semua lapisan masyarakat.
Konsep pembangunan berkelanjutan juga menggunakan pendekatan integratif yakni keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan yang akan datang . Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan merata terhadap setiap orang  dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.



1.2  Rumusan masalah
Masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut
1.      Bagaimanakah proses produksi industri tambang di barengi dengan pembangunan berkelanjutan ?
2.      Bagaimanakah pengaruh ekologi industri terhadap industri pertambangan ?

1.3  Tujuan
Tujuan dalam masalah ini adalah sebagai berikut
(1)   Untuk mengetahui proses produksi industri tambang
(2)   Untuk kepentingan teoritis, yaitu untuk menambah khazanah keilmuan tentang Ilmu pengetahuan dalam industri pertambangan sehingga dapat mewarnai menambah pengtahuan mahasiswa, serta diharapkan dapat memberi informasi tambahan atau pembanding bagi peneliti lain dengan masalah sejenis.
(3)   Untuk kepentingan praktis, yaitu  kontribusi terhadap pemikiran industri pertambangan serta menghadirkan industri pertambangan secara lebih komprehensif.













BAB II
PEMBAHASAN
1.     Proses Produksi
1.1. Pengolahan Emas Menggunakan Sulfida
1.1.1.      Crushing
Crushing merupakan suatu proses peremukan ore ( bijih ) dari hasil penambangan melalui perlakuan mekanis, dari ukuran batuan tambang <40 cm menjadi <12,5 mm, misalnya dengan menggunakan Roll Crusher, Jaw Crusher, Cone Crusher, Stamp Mill, dll.
1.1.2.      Concentrating
Setelah ukuran bijih diperkecil, proses selanjutnya dilakukan proses konsentrasi / pemekatan dengan memisahkan mineral emas dari mineral pengotornya, sehingga diperoleh kadar bijih tinggi. Pada endapan emas aluvial, bijih hasil penggalian langsung memasuki tahap ini tanpa tahap kominusi terlebih dahulu.
Pemekatan dapat dilakukan melalui dua teknik pemisahan, yaitu pemisahan secara fisis dan pemisahan secara kimia :


·         Gravity Separation / Pemisahan gaya berat.
Pemisahan gaya berat ( gravity separation ), adalah proses pemisahan mineral yang didasarkan atas perbedaan massa jenis antara partikel bijih dan partikel pengotor.

·         Froth Flotation / Pemisahan pengapungan.
Pengapungan buih ( froth flotation ) adalah proses pemisahan mineral menjadi bijihdari pengotor dengan cara mengapungkan bijih ke permukaan melalui pengikatandengan buih.
1.1.3.      Smelting
Merupakan proses reduksi bijih (abu hasil roasting atau cake hasil electrowinning) pada suhu tinggi ( 1.200 oC ) hingga mendapatkan material lelehan. Dengan menambahkan Flux formula, salah satunya Borax - Sodium Borate ( Na2B4O7. 10H2O ) sebagai bahan kimia tambahan untuk proses smelting. Fungsi borax dalam proses smelting yaitu mengikat kotoran penggangu selain logam ( slag / terak ). Sehingga ketika mencair, matte ( logam lelehan ) akan berada di bawah sedangkan bagian atas disebut slag / terak yang ditangkap oleh silika berupa semacam kaca yang mudah untuk dipecahkan. Produk reduksi selama proses pelelehan disebut Dore bullion (Au-Ag alloy).
1.1.4.      Refining
Refining, yaitu melakukan pengolahan logam kotor melalui proses kimia agar diperoleh tingkat kemurnian tinggi.

2.     Pembangunan Berkelanjutan
2.1. Proses Pembangunan Berkelanjutan
2.1.1.      Kondisi Sumber Daya Alam
Pada tahun 1936, seorang geolog muda yang bernama Jean Jacques Dozy berkebangsaan belanda datang ke papua dengan niat mendaki beberapa gletser di beberapa kilometer sebelah timur. Diantara banyaknya puncak-puncak gunung, dia tertarik pada salah satu puncak gunung. Disana berdiri tegak gunung yang tingginya lebih dari seribu meter diatas hutan tropis Irian Jaya. Bentuknya sangat menyolok dan terlihat aneh karena tidak di tumbuhi oleh pepohonan. Gunung ini berbentuk kubah bulat dan berdiri lebih rendah dari puncak-puncak pegunungan disekitarnya. Gunung ini berada pada ketinggian 4000 meter diatas permukaan laut. Gunung ini telah berdiri disana lebih dari tiga juta tahun dengan dikelilingi oleh jurang-jurang dalam yang terbentuk oleh gerusan es abadi yang mencair dan membeku sesuai dengan pengaruh perubahan musim. Dozy memandang gunung ini tanpa pepohonan dan dia menamai puncak gunung itu Grasberg. Grasberg sebenarnya cukup rendah memungkinkan pepohonan besar tumbuh, tetapi dalam kenyataan vegetasi yang tumbuh diatas permukaannya hanyalah sejenis rumput kasar. “Anomali vegetasi” ini merupakan indikasi yang dicari oleh para geolog. Pertumbuhan pohon dan semak di grasberg terhalang oleh tanah yang bersifat asam, tetapi tidak menjadi masalah bagi jenis rumput kasar ini untuk tumbuh. Keasaman tanah adalah hasil proses pelindihan alam terhadap mineral-mineral sulfida yang mengandung tembaga dan emas.
Grasberg mengandung deposit sebesar 1,76 milyar pon batuan bijih dengan kadar rata-rata 1,11% tembaga atau sama dengan 35,2 milyar pon logam tembaga murni. Kandungan emasnya juga sangat tinggi, yaitu sebanyak 49 juta troy ons. Itu sama dengan separuh jumlah seluruh emas yang diperoleh dari california selama demam emas dulu.

2.1.2.      Kualitas Lingkungan
Dalam hal kestabilan lingkungan PTFI berkomitmen untuk mengelola lingkungan serta meminimalisir dampak-dampak dari operasi di lingkungan sekitar seperti melindungi dan meningkatkan mutu lingkungan serta terus meningkatkan dan memperbaiki kinerja sehingga dapat mengoptimalkan  penganggulangan terhadap resiko kerusakan alam, dengan cara mengumpulkan data-data yang sahih dan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Atas dasar ini program tersebut kami kaitkan dalam ketahanan pangan dan ekonomi serta pendidikan di wilayah tersebut. Hal ini sangat penting mengingat minimnya kesejahteraan daerah karena rendahnya ekonomi dan tingkat sosial, semakin kompleknya tujuan yang ingin kami capai dibuthkan kerjasama dengan berbagai pihak lain seperti universitas, lembaga pendidikan, agama, dan pemerintahan daerah.
PTFI mendukung program yang menjangkau masyarakat dan penduduk setempat sehingga lebih peduli lingkungan dan ekosistem alami di sekitarnya. Dalam hal ini perlu adanya pengolahan yang maksimal terhadap daur ulang limbah mengingat berbagai bahaya yang dapat ditimbulkan oleh limbah bagi masyarakat sekitar. Program pengolahan limbah lingkungan PTFI mencakup segala aspek, tidak yang terkait dengan pertambangan. PTFI menerapkan prinsip 3R- reuse, recycle, reduction. Bahan-bahan yang dapat di daur ulang seperti logam, baterai bekas, dll di kumpulkan dan kemudian di daur ulang sesuai peraturan pemerintah. Salah satu material yang di manfaatkan kembali adalah minyak pelumas (oli) yang di kumpulkan dari seluruh area kerja PTFI dimanfaatkan kembali sebagai campuran bahan bakar di pabrik pengeringan konsentrat. Aki bekas kendaraan pengoperasi serta material berat lainnya dikirim kepada pihak ketiga agar di daur ulang untuk di manfaatkan kembali.
Selain itu pemisahan limbah dipisahkan di lokasi kerja masing-masing yang mencakup pemisahan, pengumpulan, pengemasan, dan penyimpanan limbah berbahaya dikelola sesuai peraturan pemerintah.

Jenis
Jumlah
Satuan
Daur ulang limbah padat
6.140
Ton
Oil/Minyak pelumas yang digunakan kembali/daur ulang
6.360
Meter kubik

Mutu air limbah dari semua instalasi di pantau secara berkala dan dikelola dengan sesuai peraturan pemerintah mencakup derajat keasaman (pH), kebutuhan oksigen, kandungan padatan tersuspensi, lemak serta minyak. Dalam hal limbah padatan seperti Sirsat yang pada tahun 2011 dihasilkan berjumlah sekitar 58,8 juta metrik ton. Proses pengolahan sirsat dilakukan dengan proses fisik dimana hasil tambang digerus halus dan mineral yang mengandung tembaga dan emas dipisahkan dari partikel-partikel yang tidak bernilai ekonomi (sirsat). Mengingat tingginya curah hujan di wilayah pegunungan Jayawijaya yang cukup tinggi yaitu melebihi 10 meter di beberapa lokasi, PTFI menggunakan sistem pengolahan sirsat melalui aliran sungai yang mengangkut sirsat ke zona yang ditetapkan di pesisir yang disebut sebagai Modified Ajkwa Deposition Area (ModADA). Daerah pengendapan ini merupakan sistem yang di rekayasa dengan teliti sehingga dapat digunakan untuk penglolaan dan pengendalian pengendapan sirsat. PTFI mengamati dengan teliti pengelolaan pengendapan tersebut sehingga apabila proses pertambangan berakhir daerah pengendpan dapat di reklamasi dengan vegetasi alamiah sehingga dapat di manfaatkan untuk berbagai kegiatan pertanian, kehutanan serta perikanan.

2.1.3.      Faktor Penduduk
PTFI menerapkan CSR melalui program pendidikan kepada penduduk papua, kebijakan PTFI dalam program pendidikan diantaranya:
·         Mengadakan pelatihan dan pengembangan yang dilakukan di Institut Penambangan Nemangkawi, yaitu pusat pelatihan berbasis kompetensi yang menyediakan pengembangan masa magang khususnya bagi peserta dari papua.
·         Graduate Development Program merekrut lulusan-lulusan terbaik universitas. Hingga saat ini terdaftar 631 peserta program dan 374 telah dipekerjakan. 20% diantaranya adalah putra-putri papua.
·         Sampai dengan 2011, LPMAK (Dana Kemitraan) telah menyediakan beasiswa bagi 8.049 pelajar. Sejak dimulainya program ini dari tahun 1997, 3.697 pelajar dari SMA sampai dengan program Magister telah lulus. Pada tahun 2011, LPMAK memberikan 618 beasiswa aktif bagi pelajar sekolah dasar sampai dengan mahasiswa universitas.
·         Mengadakan pengembangan kompetensi guru dilakukan melalui pelatihan kurikulum bagi 46 guru sekolah dasar dan menengah di Mimika.
·         Program Magister Administrasi Bisnis yang bekerjasama dengan SBM ITB di luncurkan pada tahun 2007. 40 peserta telah lulus pada bulan Juli 2009, 6 diantaranya berasal dari papua. Angkatan kedua dimulai pada tahun 2009 yang masih berlangsung dengan jumlah peserta sebanyak 35 karyawan, 7 diantanya berasal dari papua.
Selanjutnya ketenagakerjaan:
·         PTFI memiliki komitmen dan kebijakan yang kuat dan tegas terhadap Hak Asasi Manusia. Komitmen untuk menyediakan peluang bagi pembangunan sosial, pendidikan, dan ekonomi yang dinyatakan melalui peraturan ketenagakerjaan sosial dan kebijakan Hak Asasi Manusia.
·         Pada tahun 2011 PTFI memperkerjakan lebih dari 11.300 karyawan langsung dan lebih dari 12.000 karyawan kontraktor.

·         Sejak tahun 1966 perusahaan telah menggandakan jumlah karyawan papua. Dalam 10 tahun, jumlah karyawan papua di tingkat staf meningkat 4x lipat, jumlah staf karyawan papua di tingkat supervisor 6x lipat.
·         Pada tahun 2003 di bangun Intitut Pertambangan Nemangkawi (IPN) untuk memberikan kesempatan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap maupun perilaku yang profeional di bidang operasi dan penunjangannya. IPN mengikuti standar nasional dan peraturan dari ESDM serta standar internasional lainnya. Faktanya 3.800 siswa magang, 20 jenis keterampilan, 90% diantaranya siswa asli papua dan 1800 siswa telah bekerja di PTFI dan kontraktornya.
·         Meningkatkan karyawan staf wanita di PTFI dan kontraktor. Faktanyanya tahun 2003 jumlah karyawan wanita 12%, pada tahun 2011 menjadi 14,4%.

3.     Ekologi Industi
Ekologi industri adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengelola aliran energi atau material sehingga diperoleh efisiensi yang tinggi dan menghasilkan sedikit polusi. Tujuan utamanya adalah untuk mengorganisasi sistem industri sehingga diperoleh suatu jenis operasi yang ramah lingkungan dan berkesinambungan. Strategi untuk mengimplementasikan konsep ekologi industri ada empat elemen utama yaitu : mengoptimasi penggunaan sumber daya yang ada, membuat suatu siklus material yang tertutup dan meminimalkan emisi, proses dematerialisasi dan pengurangan dan penghilangan ketergantungan pada sumber energi yang tidak terbarukan.
Konsep ekologi industri terkait secara dekat dengan proses produksi bersih (cleaner production) dan merupakan komplementer satu dengan lainnya. Kedua konsep melibatkan pencegahan pencemaran dalam rangka melindungi lingkungan dan meningkatkan efisiensi ekonomi. Produksi bersih lebih memfokuskan pada aspek pengurangan limbah, sementara ekologi industri lebih menekankan pada pendauran suatu limbah yang terbentuknya tidak bisa dihindari (unavoidably produced waste) dengan mensinergikan antara unit satu dengan lainnya atau antara satu industri dengan industri lainnya. Selain terjadi pemanfaatan suatu material yang dihasilkan oleh suatu unit oleh unit lain, juga dimungkinkan terjadinya integrasi energi dari suatu unit oleh unit lain di dalam suatu kawasan.
Karakteristik kawasan industri di Negara berkembang termasuk di Indonesia adalah:
1.  Ketersediaan sumber daya alam yang masih melimpah dan disubsidi pemerintah.
2.  Bahan baku lebih murah dibandingkan dengan proses daur ulang bahan.
3.  Pembuangan limbah atau polusi masih kurang diawasi secara ketat.
4. Kurangnya perhatian masyarakat konsumen pada dampak negatif proses produksi terhadap lingkungan.
Kebijakan dari PTFI menjadi kerangka pedoman untuk mengurangi dampak lingkungan, melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan di area tempat PTFI beroperasi, menaati semua peraturan yang berlaku, dan berupaya secara berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Kebijakan tersebut termasuk pula komitmen untuk memperoleh sertifikasi ISO 14001 bagi semua sarana operasional, yang telah PTFI capai; mengenal dan melindungi keanekaragaman hayati; dan melindungi serta melakukan remediasi terhadap lokasi-lokasi yang menjadi tanggung jawab PTFI. Beberapa kebijakan yang di lakukan PTFI:
·         Melakukan kajian mengenai reklamasi tailing dan pendirian plot demonstrasi di daerah deposit pasir sisa tambang. Ini menunjukkan bahwa tailing dapat di revegetasi dan di tanam ulang dengan tanaman-tanaman lokal hutan ataupun pertanian. Reklamasi ini dilakukan melalui konsultasi dengan beberapa pemangku kepentingan dan dilakukan dengan teknik yang sesuai dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial.
·         PTFI tidak menggunakan merkuri maupun sianida, PTFI menggunakan proses pengapungan untuk memisahkan mineral yang mengandung tembaga dan emas dari batuan serta tidak menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun dalam proses utamanya.
·         PTFI mengoperasikan 3 tempat pembuangan akhir dan 10 pabrik pengolahan pembuangan sepuluh instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik. PTFI sudah memperoleh izin pembuangan limbah cair untuk seluruh IPAL yang berlokasi di area kerja PTFI. Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam izin yang diberikan, pemantauan dan dilaporkan dilakukan secara periodik.
·         Mengirimkan 2439 ton dari limbah B3 dari kegiatan seperti kegiatan pendukung perbengkelan, rumah sakit, laboratorium uji dan kegiatan pendukung lainnya ke PT PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri) Cibinong, PT Wastec-Cilegon dan pendaur ulang lain untuk proses pengolahan dan pembuangan lebih lanjut.

Faktanya pada tahun 2011, PTFI telah mereklamasi:
§  60,1 Ha (area batuan penutup)
Sehingga total daerah tambang yang telah direklamasi seluas 261 Ha
§  16,6 Ha (area pendapatan tailing)
Total daerah pengendapan tailing yang telah direklamasi adalah seluas 645 Ha
§  5,65 Ha (daerah pesisir)
Telah ditanam lebih dari 56.000 pohon bakau.



BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
·         Pembangunan berkelanjutan itu wajib dilaksanakan oleh setiap industri tambang sehingga setelah tambang itu selesai, daerah tersebut semakin baik secara lingkungan, mandiri, dan menjadi daerah maju.
·         Ekologi industri juga wajib dilakukan bagi setiap perusahaan tambang sehingga limbah-limbah dari hasil pengolahan tidak mencemari lingkungan yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat.
·         Dari mulai survey penambangan, eksplorasi, eksploitasi, dan sampai hasil benefit dari tambang tersebut wajib di laporkan kepada khalayak umum dan melibatkan pemangku tuan rumah.

2.      Saran
·         Perusahaan tambang lebih memperhatikan khalayak masyarakat sekitar minimal dengan mentenagakerjakan penduduk lokal dan hak-hak masyarakat tuan rumah.
·         Lebih mengetatkan penjagaan dan analisa terhadap limbah-limbah yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
·         Mencari dan mengetahui keanekaragaman hayati di daerah tersebut lalu kita lestarikan sebagai mana aslinya.



DAFTAR PUSTAKA
Mealey, George A. 1999. Grasberg. Jakarta: PT. Jayakarta Agung Offset.
Indonesia, Freeport. 2011. Menghubungkan Dunia. Jakarta: PT. Mazars
Suyartono. 2003. Good Mining Practice. Semarang: Studi Nusa
Muler, Cal. 2010. Pesisir Selatan Papua. Jakarta: DW Books
Brosur Perusahaan Freeport
Wikipedia.org (diakses pada tanggal 3 Mei 2013)



0 komentar:

Posting Komentar